Kenapa pada malam?
Dari sekian banyak waktu yang disediakan tuhan.. kenapa para
penikmat kehidmatan penantian.. menulis di malam hari? Entahla..
Yang jelas Malam ini tidak sunyi.
tidak terasa lengang seperti
malam sebelumnya..
Bersama rinai..
rintiknya yang lebat dalam pekat..
Mengguyur separuh
alam, mungkin jika tuhan mengizinkan.. maka seluruh alam akan kuyup bermandikan
rinai keberkahan..
Terbiasa mengisi tanpa cerita..
Biar tanpa cerita, namun
hati rasakan udara itu.. udara malam yang selalu bisikan ketenangan.. udara
malam yang mengisahkan potongan hidup yang lalu pada tiap hembusanya..
Ketika hati bahagia., hati terluka.. dan rinai lebih tau
segalanya tentang rasa yang ditelan oleh tiap manusia..
Mungkin malam yang bercerita padanya.. tentang kami ,
tentang seluruh manusia dan seluruh gelagat rasa.. hati yang menduga.
Tiada dari mereka para punjangga mengerti makna rasa.. hanya
menduga,lantas.. hanya merasakanya.. hanya merasakanya..
Membuatnya nyata dalam semua sisi kehidupan. Nafas..
imajenasi.. semua tumpah.. meruah dalam bait kata, ratusan alphabet. Mungkin ribuan
hingga jutaan.
Terus merangkai.. membiarkanya berlari dan terbang..
menjauh.. terbang seindah mungkin..
Hingga akhirnya rasa yang meluap menerpanya.. membasuh
wajahnya dengan hati.. sangat dalam.
Hati tak berhenti merangkainya lagi dan selamanya..
membiarkanya berlari dan berterbangan..
Walau resah.. dia. Hingga kini tak menyadarinya.. balutan hati. Tak sedangkal makna.
..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar