Rabu, 24 Oktober 2012

Tak terungkap

menulis 'perasaan' tidak semudah menulis puisi..
sungguh, sangat hebat skenario Allah
jangan bandingkan dengan apapun..

Allah.. bahkan dalam doa ku kelu untuk mengumbarnya
jika hati bernada pun aku malu..
separuh bahagia, separuh sakit lantas bertanya..
"pantaskah aku merasakanya?"

lagilagi aku teringat..
pernah ada episode yang aku sisihkan..
dan semua akan membuat hati resah dalam tanya

salahkah bila aku tuliskan semua disini?
yaaa.. padahal bisa jadi ini hanya istimewa 'sesaat'
atau mungkin memang benar, gumpalan daging itu akan terus berubah seperti zaman

entahlah..
bahkan untuk mengerti 'ini' apa saja aku tidak bisa menafsirkanya..
apa hanya sekedar angin riuh yang damai?
apa hanya sekedar awann putih yang teduh?
atau.. seperti kilat yang menyambar?

sebenarnya banyak arti dalam barisan huruf ini
bahkan sangat lugas, namun dengan pemahaman yang luas

Allah.. aku merasakanya..(lagi)
untuk yang kesekian kalinya..
dan sekian kali juga aku mengadukanya..
sakit itu masih jelas, luka yang terbalut pun masih basah

lalu.. tidak.. tidak ada penghujung dari alam semesta
semua adalah rahasia Allah
jangan dipaksakan.. walau hanya untuk membesar-besarkan cerita
walau hanya untuk membenarkan keraguan
walau hanya untuk melebih-lebihkan kadar rasa

tidak, aku tidak akan sanggup untuk mengungkapkanya disini..
bukan sakit lagi, juga bukan luka baru..

namun diam ini lebih jelas dari untaian kata berparagraf
maka cukuplah Allah sebagai penolongku..
Hati.. aku dan Allah, mari kita bercerita sendiri:)

#21/10/2012 ( 21.35 PM )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar