Rabu, 08 Agustus 2012

Jarak pun akan segera berakhir

karna jarak lah saya mengerti kedamaian
karna jarak lah saya merasakan ketenangan
karna jarak lah saya belajar kesabaran
karna jarak saya mampu bertahan tersenyum:)

saya sangat memahami kata ini 'jarak'
saat semua sahabat pergi, dan saya sendiri
saat semua orang sibuk, dan saya terlupakan
saat itulah 'jarak' memberikan saya pemahaman yang teramat baik, tentang pengertian hidup dan segala dinamikanya..


dan hari ini.. sedih itu datang..
dan saya terlalu berharap tentang arti 'sahabat' itu..
karna mungkin mereka tidak merasakanya, rasa yang sama seperti saya..
hahaha:') saya sangat berlebihan untuk hal ini!
selalu saja saya membenarkan mereka..
saya memang bukan wanita yang cantik lagi menarik..
saya juga bukan teman yang ceria dan asik
saya gadis biasa, sederhana, tidak menarik..dan sangat biasa saja..><
tapi saya selalu menghargai diri saya!
saya punya nilai diri! saya juga punya arti hidup!

apa? arti hidup?..
apa benar saya punya arti hidup?

memang saya punya arti hidup? #sok tau sekali saya ini!
kenapa saya mengumpulkan banyak orang untuk menjadi teman saya?
saya memahami mereka, mencoba mengerti dan mengenal karakter banyak manusia..
lantas.. memang orang yang telah saya kumpulkan itu akan ada saat izrail datang menjemput saya?
memangnya mereka akan turut merasakan sakit saat ruh itu ditarik dari raga hina saya ini?
memang mereka akan berduka saat orang tua saya menangis dengan segala kesedihan?
memang mereka akan menghantarkan saya kepada pusara terakhir saya?
memang mereka akan menyolati orang seperti saya ini?
bahkan mungkin diri saya ini tidak punya arti apa-apa terhadap mereka..
apakah mungkin mereka? walau sekedar mendoakan saya yang telah pergi berjejak kehinaan..

   Astaghfirullah, illahi robi..
bagaimana bisa saya berharap seperti itu? tidak pantas!
memang sudah seberapa kuat iman ini? seberapa tangguh ketaqwaan diri?
memang seberapa berarti diri saya ini dimataMU rabb..:'(
mungkin butiran debupun terlalu hebat untuk menganalogikan iman saya yang tak seberapa..

wajar.. wajar sekali kalau ternyata mereka saja tidak perna menganggap saya ada.. hahaa:')
lalu untuk apa saya khawatir? sedih?
bukankah saya sebaiknya memperbaiki diri yang terlalu hina ini?!!

   Innalillah..
setahun lalu saya memang bisa tertawa bangga bersama kesombongan
setelah itu saya nampak tak berarti (lagi)
saya membanggakan solidaritas diantara saya dan kalian..
saya tersenyum bahagia karna berada bersama yang selalu mengajari saya tentang kerasnya bertahan..
lalu saya sedih (lagi), karna yang pernah membuat saya tertawa pun juga sudah merebut kalian dari saya..
yaa.. saya yakin, kalian memang memilih orang itu dibandingkan saya yang tidak pernah sama sekali menarik!
selanjutnya.. saya berjuang keras membuang perasaan itu, saya mempertahankan arti sahabat kita ini dan
lagi-lagi saya tak berarti..
saat saya lelah, tidak lalu saya menjauh dan mengeluh..
tapi saya hanya ingin pergi dari orang yang kalian pilih itu..
saya masih disini dan mempertahankan persahabatan kita..
sampai tetes air mata yang terasa amat menyayat hati dan jiwa..
tidak.. ini benar-benar rahasia hati saya..
alasan atas apa yang selalu saja membuat saya selalu ingin mengatakan untuk pindah kampus dll
sampai kapan saya akan pura-pura hebat dan menjadi pahlawan seperti ini?
jelas kalian sangat membuat saya sakit dan sedih..
saya yang membesarkan perasaan sedih ini, tapi semua beralasan..
karna kalian masih bersama saya dan orang itu..
dan semoga setelah libur yang teramat panjang ini kita masih bisa bertemu lagi..

entah mengapa.. saya sangat merasa begitu pendeknya umur diri yang hina ini..
semoga kita masih bisa tertawa, bahagia maupun menangis bersama lagi..
semoga kalian melupakan saya ketika memang ruh itu benar-benar pergi dari jiwa saya..
semoga kita semua bahagia.. semoga anda bahagia bersama sahabat saya..
semoga saya memang tidak berarti apa-apa..




2 komentar:

  1. Banyak sekali orang yang bisa kita sebut 'teman'
    dan memang ada satu saat dimana kita memanggil mereka 'sahabat', kita merasa berarti dan mereka amat merasa kita butuhkan, Tapi... Ternyata 'sahabat' sejatinya adalah diri sendiri (mungkin), akankah selalu menyakitkan ketika kita mengganggap seorang sahabat namun kita pernah, sering menjadi tidak berarti lagi.

    Lagi-lagi saya berasumsi bahwa sahaba sejatinya adalah diri kita sendiri >.<

    hn.. dimana ya sahabat saya..
    ah ya, apakah ada yang sudi disebut sahabat saya >.< #pergi~ wush

    BalasHapus
  2. pun saya selalu menyemangati diri dengan hati, artinya memang sahabat ya hati kita..
    hahaha iyaaah anda mengingatkan saya:)
    terimakasih, lho kita ini sahabat seperjuangan nyu-.- yang katanya selalu bertaut dengan ukhuwah, dakwah, silaturahmi, uhhibuki fillah nyu nyu.. sim simi.. haha

    BalasHapus